Bersama Forkopimda Kota Probolinggo, Kapolres Hadiri Kegiatan Pengarahan Presiden RI Secara Virtual
Kapolres Probolinggo
Kota AKBP R.M Jauhari bersama dengan jajaran Forkopimda Kota Probolinggo
mengikuti Pengarahan Presiden RI, Ir. Joko Widodo kepada Forkopimda se Jawa
Timur secara Virtual, Kamis (19/08/2021) pagi. Bertempat di ruang command
center Pemkot Probolinggo, kegiatan ini dihadiri oleh Dandim 0820 Probolinggo,
Letkol (Arh) Arip Budi Cahyono, S.E, Sekda Kota Probolinggo drg. Ninik Ira
Wibawati, M.QIH., Ka Kesbangpol Kota Probolinggo, Drs. Ahmad Sudiyanto
M.Si., Plh. Kadinkes Kota Probolinggo,
Setyorini Sayekti, S.Km,. M.Si., Kasat
Pol PP Kota Probolinggo, Aman Suryaman, AP, MM., Ka DKUPP Kota Probolinggo, Ir. Fitriawati,
M.M, Ka Dinsos Kota Probolinggo, Rey
Suwigtyo, serta Perwakilan BPBD Kota
Probolinggo.
Dihadapan Presiden
Jokowi dan juga Bupati/Walikota se Jatim yang hadir, Gubernur Khofifah
memaparkan bahwa kondisi dan penanganan COVID-19 di Jatim sudah mulai kondusif
dan terkendali berdasarkan dari beberapa indikator yang ada. Diantaranya,
menurunnya tren BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur,
tren tracing dan testing naik, serta menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30
kabupaten/kota menjadi 17, dan bertambahnya daerah untuk PPKM level 3 menjadi
20 kabupaten/kota.
"Kami ingin
melaporkan kepada bapak Presiden terkait penanganan COVID-19 di Jatim, bahwa
dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka
penyebaran COVID-19. Hal ini dilihat berdasarkan indikator-indikator
diantaranya tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 yang
telah mengalami penurunan signifikan," ungkapnya.
Khofifah
menjelaskan, berdasarkan data per 18 Agustus 2021, dibandingkan data per 3 Juli
2021 BOR RS Rujukan COVID-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan
sudah dibawah standar WHO 60%. Dimana untuk BOR ICU dari 78% turun menjadi 59%,
BOR Isolasi biasa dari 81% turun menjadi 42%, BOR RS Lapangan dari 69% turun
menjadi 30%, dan BOR Rumah Karantina dari 50% turun menjadi 22%.
Selain itu, untuk
tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2%
menjadi 9,4%. Dalam pelaksanaannya hal ini juga didukung dikuatkan oleh Polda
Jatim dan Kodam V/Brawijaya melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
"Alhamdulillah
sudah 9,4% untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk
testingnya," imbuh orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Terkait harga tes
swab PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke
lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
Test PCR di Jatim pun sudah diatas standar WHO yaitu 40.479 test/Minggu.
Sementara pada seminggu terakhir testing di Jatim telah mencapai 74.245
test/minggu.
"Untuk tes swab
PCR sudah sesuai arahan pak Presiden, untuk harga maksinum 495 di Jawa - Bali
dan hasil tesnya maksimum 24 jam, sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa tempat
lab PCR," tandasnya.
Lebih lanjut
disampaikan Khofifah, dalam dua minggu terakhir zona merah di Jatim terus
mengalami penurunan. Dari semula 34 kab/kota berzona merah, per Selasa kemarin
(17/8) menjadi 15 kab/kota yang masuk zona merah. Kemudian untuk posisi Rate of
Transmission (RT) juga sudah berada di bawah 1. Hal ini menandakan bahwa
penyebaran COVID-19 di Jawa Timur mulai landai dan terkendali.
"Rate of
Transmission Jawa Timur tercatat hari Rabu (18/8/2021) adalah 0,45 artinya jauh
dibawah 1, jadi bahwa proses penyebaran di Jawa Timur Insyaallah sudah makin
terkendali," tuturnya.
Terkait vaksinasi di
Jatim, Gubernur Khofifah melaporkan bahwa 8,42 juta masyarakat Jawa Timur atau
setara 26,46 % sudah tervaksin dosis pertama. Sedangkan untuk vaksin dosis
kedua, jumlah masyarakat yang sudah tervaskin mencapai 4,53 juta orang atau
setara 14,26%.
"Kami berharap
kepada Bapak Presiden berkenan membantu pengadaan gedung cold storage untuk
penyimpanan vaksin dan gudang obat yang kapasitasnya lebih besar di Dinas
Kesehatan Jatim. Dan untuk percepatan tracing dibutuhkan tambahan 1 mesin PCR
di tiap kabupaten/kota di Jatim. Lalu untuk percepatan whole genome sequencing
dibutuhkan laboratorium BSL-3 untuk RSUD. dr. Soetomo dan RSUD. dr. Syaiful
Anwar," pintanya kepada Presiden Jokowi.
Di akhir, Gubernur
Khofifah menyampaikan bahwa ia bersama Forkopimda Jatim akan terus berupaya
keras dan bersinergi dalam penanganan COVID-19. Yang tentunya hal ini akan
berimbas ke berbagai sektor di Jawa Timur.
"Kami memang
harus bergerak bersama, membangun suasana yang sangat solid. Dan memastikan
semuanya bisa diukur capaiannya dari berbagai kinerja utamanya dalam menjaga
pengendalian covid-19 dan pertumbuhan ekonomi di Jatim," pungkasnya.
Sementara itu,
Presiden Jokowi berpesan kepada Gubernur Khofifah, Bupati/Walikota se Jatim dan
Forkopimdanya bahwa virus Corona merupakan sesuatu yang sulit diduga dengan
kalkulasi apapun, sehingga perlu penanganan ekstra. Ia juga meminta para kepala
daerah bekerja dengan turun ke lapangan.
"Artinya kepala
daerah harus benar-benar memahami keadaan wilayahnya, bagaimana kondisi
riilnya. Baik terkait stok vaksin dan obat, tingkat keterisian tempat tidur
rumah sakit atau ketersediaan oksigen dan sebagainya," pesan Presiden
Jokowi.
Orang nomor satu di
Indonesia itu juga menyebut keberhasilan dalam menangani COVID-19 akan
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya bisa dilakukan
dengan mempercepat serapan anggaran di daerah masing-masing.
"Penduduk Jatim
sangat besar, saya minta semua kepala daerah bertanggung jawab di wilayahnya
masing-masing. Pengeluaran percepat, realisasi percepat, belanja-belanja
percepat, belanja modal semuanya percepat, belanja barang semuanya percepat,
semuanya berkaitan dengan uang beredar yang ada di daerah saudara-saudara,"
tegasnya.
Post a Comment