Bersama Dishub Kota Probolinggo, Satlantas Akan Tindak Truk Yang Nekat Masuk Ke Kota
Adanya truk yang masuk ke jalan tengah Kota Probolinggo, menjadi salah satu faktor meninggalnya seorang guru honorer di SMKN 2 Kota Probolinggo dan SMKN 2 Kraksaan. Karenanya, Satlantas Polres Probolinggo Kota akan kembali berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Probolinggo.
Tujuannya, mencegah masuknya truk ke jalan tengah kota. Di samping itu, Satlantas juga menegaskan akan menilang pengendara truk yang memaksa masuk.
Kasat Lantas Polres Probolinggo Kota AKP Roni Faslah mengatakan, masuknya truk ke jalur tengah kota pada dasarnya akibat kurangnya kesadaran dari masyarakat, khususnya pengemudi. Sejumlah rambu sudah jelas terpampang. Namun, masih tetap ada truk yang masuk ke jalan tengah kota.
“Perkara truk masuk kota akan kami tindak tegas, berupa penilangan. Namun, untuk perkara laka lantasnya, itu masih dalam tahap penyelidikan dan penyidikan,” ujar Kasat Senin (14/06/2021).
Selain itu, kata Roni, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dishub. “Mengenai truk jika kedapatan masuk kota, sesuai aturan yang ada, sanksi yang bisa kami lakukan adalah tilang. Kami juga ada pos jaga untuk mengarahkan truk melintasi JLU (jalan lingkar utara) dan JLS (jalan lingkar selatan). Lebih lagi, saat ini Jembatan Kedungasem, masih belum bisa difungsikan,” katanya.
Terpisah, Kepala Dishub Kota Probolinggo Agus Effendi mengatakan, rekayasa lalu lintas berkaitan dengan Jembatan Kedungasem, sudah berjalan lama. Sejak sekitar 4 bulan lalu. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai akhir Oktober 2021. Di sejumlah pos, juga ada petugas yang berjaga.
“Memang tidak bisa 24 jam karena terbatasnya personel. Juga dibantu flagman petugas proyek. Surat ke garasi-garasi, utamanya yang garasi di dalam kota, juga sudah. Imbauan ke masyarakat via radio juga sudah, agar masyarakat lebih hati-hati di jalan alternatif yang mungkin dilewati truk,” ujarnya.
Menurut Agus, musibah yang menimpa seorang guru SMKN 2 Kota Probolinggo, Frandika Amanudin, 34, jelas tidak diinginkan oleh semua. Namun, faktor bandelnya personel sopir truk itu yang perlu diperhatikan.
“Tuntutan sopir yang kejar rit (berapa kali angkut bisa balik angkut lagi) menjadi permasalahan sopir itu, sehingga potong kompas. Ini titik permasalahannya, sehingga menyalahi aturan,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya sering bertengkar dengan sopir yang bandel. Mereka juga tahu Dishub tidak bisa menindak kendaraannya. “Karenanya, kami tadi langsung rakor (rapat koordinasi) dengan Satlantas. Secepatnya kami datangi, utamanya garasi yang di dalam kota untuk jadi perhatian serius,” ujar Agus,
Diketahui, Jumat (11/6), seorang guru honorer di SMKN 2 Kota Probolinggo dan SMKN 2 Kraksaan, Frandika Amanudin, 34, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Mastrip, Kota Probolinggo. Warga Jalan Cangkring,
Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, itu terlindas truk pengangkut sirtu ketika hendak menjemput anaknya di salah satu TK di Jalan Mastrip
Post a Comment