Jelang Ops Ramadniya, Polresta Gelar Rakor Bahas Trouble and Black Spot
Guna mengurai permasalahan yang akan terjadi saat
Lebaran tiba, Polresta Probolinggo menggelar Rapat Koordinasi Operasi Ramadniya
Semeru 2017 Dalam Rangka Pengamanan Idul Fitri 1438 H (13/6). Kegiatan yang
dihadiri oleh perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ini turut mengundang
Ketua MUI KH Nizar Irsyad dan perwakilan pengusaha yang tempat usahanya berada
di Jalan Siaman, Niaga dan Pasar Baru serta Dr. Sutomo. Selain itu undangan dihadiri
oleh perwakilan Pedagang Tape yang berjualan di sepanjang batas Kota
Probolinggo.
Rapat Koordinasi yang diawali dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya ini, dibuka oleh Kapolresta Probolinggo Alfian Nurrizal, SH,
S.IK, M.Hum. dengan memberikan materi kepada undangan tentang Trouble Spot dan
Black Spot di beberapa titik perniagaan.
Sudah menjadi rahasia umum bilamana arus lalu lintas
di areal Pasar Baru, Siaman dan Niaga seringkali menimbulkan kemacetan yang
salah satunya diakibatkan kegiatan bongkar muat pada siang hari yang memakan
bahu jalan.
“Dengan adanya forum ini, kita berharap satu suara
untuk mencari solusi bagaimana mengatasi persoalan kemacetan. Salah satunya
yaitu menghimbau dan memberikan surat edaran kepada Pengusaha di sekitar Jalan
Siaman, Niaga dan Pasar Baru untuk menunda kegiatan bongkar muat menjadi jam
18.00 – 21.00 Wib,” jelas Kapolresta.
Mengamini pernyataan Kapolres, Ketua MUI KH Nizar
Irsyad berharap Pengusaha untuk berlapang hati menerima keputusan forum ini. “Karena
dampak kemacetan ini ke semua masyarakat, bukan hanya pengusaha saja,”
jelasnya.
Sementara itu, salah satu pengusaha di Jalan Niaga
Sdr. Edi S mengeluh bila harus bongkar muat malam hari. “Kuli angkut kami juga
berpuasa, jadi tidak bisa bekerja malam hari. Belum lagi waktu yang dibutuhkan
untuk bongkar muat. Bongkar jam 2 selesainya jam 6 malam,” keluhnya. Edi
menambahkan kemacetan tidak hanya karena bongkar muat saja. “Menurut saya
kemacetan itu karena parkir becak di sepanjang jalan baru yang memakan bahu
jalan,” ujarnya.
Sdr. Muji yang juga pengusaha di Jalan Niaga menyampaikan
akan mematuhi segala keputusan forum ini. “Namun kami usul agar pembeli yang menggunakan pick up masih bisa berbelanja di tempat kami,”
Selain itu, salah satu pedagang tape bernama Ningsih
juga menyampaikan unek-uneknya. “Nama saya ningsih pak, tapi nama beken saya
Sheila. Memang kalau lebaran di sepanjang jalan batas Kota Probolinggo padat
sekali kendaraan. Namun di sebelah utara jalan juga sering muncul pedagang
dadakan yang justru tambah bikin macet jalan. Untuk itu kami memohon solusi
yang terbaik,” ujarnya.
Di hadapan media, Kapolresta menjelaskan bahwa akan
mencari solusi terbaik yang dapat diterima oleh berbagai pihak. “Kami akan
menyamakan persepsi untuk mengantisipasi kemacetan. Namun tentunya, jangan
sampai mematikan kelangsungan hidup daripada tukang becak maupun pelaku usaha
lainnya,” pungkasnya.
Post a Comment